Spirit Kajian Al-Hikam Bersama Aa Gym di Masjid Daarut Tauhiid

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG — Setiap Kamis sore, selepas Ashar hingga menjelang Magrib, lantai utama Masjid Daarut Tauhiid senantiasa dipenuhi oleh jemaah yang datang bukan sekadar untuk duduk atau mengisi waktu luang. Mereka datang dengan hati yang ingin dibersihkan, jiwa yang ingin dituntun, dan hidup yang ingin diarahkan kembali pada hakikatnya: mengenal Allah.
Kajian rutin kitab Al-Hikam bersama KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, menjadi oase rohani yang menenangkan bagi siapa pun yang hadir.
Di tengah riuhnya kehidupan modern dan beratnya beban pikiran, pesan-pesan hikmah dari ulama sufi Ibnu Athaillah yang disampaikan Aa Gym menjelma menjadi cermin, penuntun, sekaligus obat bagi jiwa.
“Apa sih persoalan hidup yang sebenarnya? Kurang zikir. Kenapa kita berbuat maksiat? Karena tidak ingat Allah.”
Begitulah Aa Gym membuka kajian dengan lugas namun lembut. Sebuah pernyataan sederhana yang menyentuh akar dari segala problematika manusia modern: lupa akan Tuhannya.
Di masjid wakaf yang penuh keberkahan ini—yang berdiri atas semangat kolektif umat dan menjadi simbol kebangkitan spiritual—pesan-pesan Al-Hikam dibumikan.
Tak hanya menjadi bahan renungan, tapi juga penggerak perubahan. Sebab menurut Aa Gym, masalah terbesar dalam hidup bukanlah kurang harta, kurang jabatan, atau kurang pengakuan, melainkan kurangnya pengenalan kepada Allah.
“Tugas utama hidup ini bukan mencari kedudukan, bukan mengejar popularitas. Tapi mengenal Allah. Dari mengenal Allah, hidup kita akan berubah. Kita akan malu untuk maksiat, takut untuk zalim, dan ringan untuk taat,” tegasnya.
Kajian Al-Hikam ini mengajak setiap jemaah untuk melihat kembali relasi batin mereka dengan Allah. Diingatkan bahwa takbir “Allahu Akbar” bukan sekadar ucapan, tapi deklarasi bahwa tiada yang lebih besar dari Allah. Maka, kekaguman kepada manusia, harta, atau jabatan pun sirna, karena semua hanyalah makhluk—bukan sumber kekuatan sejati.
“Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling takwa. Bukan yang paling viral, bukan yang paling kaya,” tambah Aa Gym, mengutip Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13.
Masjid Daarut Tauhiid sebagai tempat berlangsungnya kajian ini, bukan sekadar bangunan fisik. Ia adalah ruang bertumbuhnya jiwa, tempat bertemunya kerinduan akan kebenaran, dan saksi bisu lahirnya tekad-tekad baru untuk menjadi pribadi yang lebih dekat kepada Allah. Masjid ini adalah wakaf—hadiah abadi dari umat, untuk umat, demi menanam pahala yang terus mengalir.
Kajian Al-Hikam bukan hanya tentang mendengar. Ia adalah perjalanan batin—mengendapkan makna, memurnikan niat, dan menguatkan langkah di tengah hiruk-pikuk dunia.
Dan bagi banyak jemaah, Kamis sore bukan lagi sekadar hari, tapi ruang waktu yang mereka tunggu untuk kembali mengingat, mengenal, dan mencintai Allah. (wakafdt)