BMH Survei Lokasi untuk Sediakan Akses Air Bersih bagi Santri Pelosok Pandeglang

INFOFILANTROPI.COM, PANDEGLANG — Di pelosok Kampung Mangkubumi, Desa Kabayan, Kabupaten Pandeglang, Banten, berdiri sebuah pesantren sederhana bernama Pondok Pesantren Darul Futhonah. Di sanalah, 16 santri muda dengan semangat luar biasa menempuh jalan panjang dalam menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an. Namun, di balik ketekunan dan semangat belajar mereka, tersembunyi tantangan besar yang belum terpecahkan: akses terhadap air bersih.
Selama ini, kebutuhan air santri hanya bergantung pada sumur bor milik posyandu desa yang juga digunakan oleh warga sekitar. Saat musim kemarau tiba, ketersediaan air menjadi sangat terbatas. Kondisi ini memaksa para santri mencari alternatif—yakni dengan berjalan kaki cukup jauh ke arah kubangan air yang tak layak konsumsi. Jalurnya gelap, tanpa penerangan, hanya semak dan bayang-bayang malam yang menemani.
“Jalan gelap kalau malam… agak ngeri juga,” tutur Muhammad Arsyad Habibullah (14), santri asal Lubuk Linggau. Ia kerap memilih menahan haus daripada harus keluar pondok pada malam hari.
Ustadz Tobir, pengasuh pesantren, mengaku sering merasa cemas dengan kondisi ini. “Saya khawatir terjadi sesuatu. Mereka masih anak-anak, tapi harus bertaruh nyali hanya demi mendapatkan air,” ucapnya lirih.
Ironisnya, di usia belia mereka telah hafal ratusan halaman Al-Qur’an, namun untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih pun masih harus berjuang keras.
Melihat kondisi tersebut, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Banten bergerak cepat melakukan survei lapangan sebagai bagian dari program penyediaan fasilitas air bersih di daerah pelosok. Tim BMH yang dipimpin oleh Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan, Roni Hayani, mengunjungi lokasi pada 21 Juli 2025 untuk menilai kebutuhan dan kelayakan pengeboran sumur air bersih di sekitar lingkungan pondok.
“Setelah melakukan pemetaan dan survei awal, kami melihat bahwa kebutuhan air di tempat ini sangat mendesak. Tidak hanya untuk kebutuhan harian para santri, tetapi juga untuk keberlangsungan pendidikan dan kesehatan mereka,” jelas Roni.
BMH berkomitmen untuk memberikan solusi nyata bagi para santri yang tengah menuntut ilmu di tengah keterbatasan. Rencana pembangunan sumur bor akan segera direalisasikan, dengan harapan dapat mengubah wajah kehidupan para santri menjadi lebih layak dan manusiawi.
“Kalau ada sumur bor, saya cuma berdoa satu hal: agar santri bisa fokus menghafal, tanpa harus takut gelap, tanpa harus haus,” kata Ustadz Tobir penuh harap.
Menurut Roni, air bukan hanya sekadar kebutuhan jasmani, tetapi juga menjadi penopang semangat dan ketenangan jiwa para penuntut ilmu. “Di sini, air bukan sekadar fasilitas. Ini adalah bagian dari perjuangan mereka untuk meraih masa depan melalui Al-Qur’an. Karena itu, kami mengajak seluruh dermawan untuk bersama-sama mewujudkan akses air bersih di pondok ini,” ujarnya.
Melalui program sumur berkah, BMH membuka kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam menghadirkan sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan. Dengan bantuan dan partisipasi semua pihak, para santri di pelosok Pandeglang ini dapat melangkah lebih jauh dalam menapaki jalan ilmu dan pengabdian./Herim