20 Agustus 2025

Mengajak Tokoh Masyarakat Peduli Kesehatan Jantung

JAN3

Oleh: Harvi Puspa Wardani, dr., Sp JP

 

INFOFILANTROPI.COM, KABUPATEN BANDUNG (Unisba) — Berdasarkan data Organisasi kesehatan Dunia (WHO) bahwa penyakit pembunuh nomor satu di dunia adalah penyakit jantung koroner (PJK) selain penyakit kanker. Penyakit ini banyak terjadi di masyarakat, yang disebabkan oleh terjadinya sumbatan pada pembuluh darah yang memberikan darah kepada jantung, sehingga terjadi kekurangan nutrisi pada otot jantung yang mengakibatkan kematian sel-sel otot jantung.

Kematian secara cepat dan mendadak pada penderita penyakit jantung koroner akibat kematian sel otot jantung yang menyebabkan kelemahan jantung.

Berdasarkan hasil survei, tim Pengabdian kepada masyarakat fakultas kedokteran universitas Islam Bandung pada tahun 2023–2024 di kampung Cisaat desa Pangauban kecamatan Pacet kabupaten Bandung ditemukan 70% warga usia dewasa tua dan lansia dan ditemukan warga yang mengalami penyakit jantung koroner.

Dengan latar belakang di atas dan dengan adanya pembiayaan Hibah Internal Unit penelitian dan PKM FK Unisba tim PKM tahun anggaran 2024–2025, bekerja sama dengan pimpinan tokoh masyarakat yang diketuai oleh Ust. Opik Taufik Rohman, M.Ag melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Sosialisasi Kesehatan dan Pencegahan Kegawatan Jantung Kepada Tokoh Masyarakat Kampung Cisaat, Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.  

 Pengabdian kepada masyarakat ini diketuai oleh Rika Nilapsari, dr., SpPK., M.PdKed dengan anggota Harvi Puspa Wardani, dr., Sp JP; H. Muhammad Iqbal, dr., SpPD., MMRS dan 5 orang mahasiswa FK Unisba.

Kegiatan PKM ini, diawali dengan pembukaan pada tanggal 24 Juni 2025 dengan mengadakan pertemuan perwakilan tim pengabdi dengan para tokoh masyarakat.

Pada kegiatan pembukaan PKM tersebut dijelaskan bahwa gejala yang sering timbul akibat masalah jantung biasanya ditemukan dada tidak enak, sesak napas, bengkak kaki, perasaan berdebar, bahkan sampai pingsan / rasa akan pingsan.

Sedangkan faktor risiko PJK terdiri dari 2 jenis, ada faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (seperti Faktor genetik, usia, jenis kelamin, ras dan post menopause) dan ada faktor risiko yang dapat dimodifikasi/ dicegah (seperti Hipertensi, dislipidemia/ kadar lemak darah yang terganggu, Diabetes melitus, merokok dan obesitas).

Selain mengenal gejala PJK harus juga warga masyarakat mengenal perbedaan nyeri dada akibat penyakit jantung dan gejala maag, yang seringkali sulit dibedakan oleh masyarakat yang menyebabkan keterlambatan penanganan.

Perbedaan nyeri dada jantung dan maag, tergantung pencetusnya, nyeri jantung biasanya berhubungan dengan aktivitas fisik / emosi kalau Sakit dari maag berhubungan dengan makan.

Bila nyeri terasa perih, seringkali nyeri karena sakit maag sedangkan bila nyeri bertambah dengan berbaring atau membungkuk, kemungkinan dari maag dan bila nyeri menjalar ke lengan atau rahang, kemungkinan dari jantung.

Gejala Serangan Jantung biasanya dirasakan nyeri dada seperti gejala penyempitan, biasanya lebih nyeri dan lamanya lebih dari 20 menit, seringkali disertai keringat dingin dan mual/muntah atau rasa nyeri kadangkala tidak khas/ tidak dirasakan.

Setelah mengenal gejala dan faktor risiko, warga juga harus mengenal tindakan yang harus dilakukan apabila ada warga yang  mengalami gejala tersebut yaitu segera ke rumah sakit, beri tahu anggota keluarga atau teman, usahakan jangan membawa kendaraan sendiri dan jangan melakukan banyak aktivitas.

Dengan kegiatan PKM  yang dilakukan mulai bulan Juni sampai bulan Oktober 2025, diharapkan kerja keras dan kerja sama tim PKM dosen FK Unisba dan tokoh masyarakat dapat terus dijalin dan dijaga menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang peduli tentang pentingnya kesehatan jantung di kampung Cisaat. [ ]

Dok foto: PKM FK Unisba