Menjelajahi Pesona Masjid Bani Salim “Al Jum’ah” di Madinah

Menjelajahi Pesona Masjid Bani Salim "Al Jum'ah" di Madinah

Menjelajahi Pesona Masjid Bani Salim "Al Jum'ah" di Madinah

INFOFILANTROPI.COM, Madinah (Kemenag) – Masjid Bani Salim, yang dikenal juga sebagai Masjid Al Jum’ah, menonjol dengan kubahnya yang memiliki diameter sekitar 14 meter dan dihiasi ornamen kaligrafi sepanjang 44 meter yang memuat tulisan basmalah diikuti ayat 11 surat Jumuah. Masjid ini terkenal sebagai tempat di mana Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat Jumat pertama kalinya setelah empat hari berada di Madinah.

Masjid ini juga disebut dengan berbagai nama lain seperti Masjid Banī Sālim, Masjid Al-Wādī, Masjid Al-Qubayb, dan Masjid ʿĀtika. Lokasinya berada di Jalan Masjid Al Jum’ah, dekat Wadi Ranuna’, sekitar 900 meter di utara Masjid Quba, dan 6 kilometer di selatan Al-Masjid an-Nabawi.

Pada perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, pada Senin 12 Rabi’ al-Awwal Tahun 1 Hijriah, Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin singgah di Quba selama empat hari. Pada pagi hari Jumat, mereka melanjutkan perjalanan menuju Madinah dan tiba di kawasan Wadi Ranuna’. Di tempat ini, saat waktu salat Zuhur tiba, Rasulullah SAW melaksanakan salat dua rakaat yang didahului oleh dua khutbah, menandai pelaksanaan salat Jumat berjamaah pertama oleh Rasulullah SAW. Tempat ini kemudian dikenal sebagai Jumuʿah.

“Masjid ini adalah tempat Rasulullah pertama kali melaksanakan salat Jumat. Beliau dan para sahabat berangkat dari masjid Quba,” kata Aswadi Syuhadak, Guru Besar Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya, saat

mendampingi Tim Media Center Haji (MCH) beberapa waktu lalu.

Aswadi menjelaskan bahwa dulu, lokasi Masjid Jumu’ah adalah sebuah perkampungan tempat berkumpulnya banyak orang. Pemukiman sudah ada, tetapi masjid belum dibangun. Setelah Nabi SAW melaksanakan salat Jumat di sana, tempat itu kemudian dikenal sebagai Jumuʿah, yang dalam bahasa Arab berarti tempat berkumpulnya orang.

Masjid ini awalnya dibangun dari batu, kemudian dibongkar dan direnovasi beberapa kali. Sebelum direnovasi, masjid ini memiliki kubah dari bata merah dengan panjang 8 meter, lebar 4,5 meter, dan tinggi 5,5 meter. Di bagian timur terdapat pelataran berukuran panjang 8 meter dan lebar 6 meter.

Masjid Jumu’ah telah mengalami beberapa kali renovasi hingga mencapai bentuknya saat ini. Renovasi kedua dilakukan oleh Khalifah Bani Umayyah Umar II (Umar bin Abdul Azis). Renovasi ketiga dilakukan pada masa Kekhalifahan Abbasiyah antara tahun 734 hingga 748. Renovasi keempat dilakukan oleh Syamsuddin Qawan pada abad ke-14. Renovasi pada masa pemerintahan Ottoman dipimpin oleh Sultan Bayazid. Pada pertengahan abad ke-19, renovasi dipimpin oleh Sayyid Hasan Ash-Sharbatli.

Pada tahun 1988, Kementerian Wakaf pemerintah Saudi yang dipimpin oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz membongkar bagian lama dan membangun bagian baru yang meliputi tempat tinggal imam dan muazin, perpustakaan, Madrasah Tahfiz Al-Quran, musala wanita, dan kamar mandi. Pada tahun 1991, masjid ini dibuka kembali untuk umum dengan kapasitas 650 jamaah. Masjid ini kini memiliki satu kubah utama yang jauh lebih besar dan empat kubah kecil. Sebelum direnovasi, masjid ini hanya dapat menampung 70 jemaah.

Dengan sejarah yang kaya dan arsitektur yang indah, Masjid Bani Salim “Al Jum’ah” menjadi salah satu tempat bersejarah penting di Madinah yang menarik banyak pengunjung dari berbagai penjuru dunia.