Sukuk ESG BSI Raih Antusiasme Tinggi Pasar, Tercatat Rp9 Triliun atau Tiga Kali Lipat dari Target
![Sukuk ESG BSI Raih Antusiasme Tinggi Pasar, Tercatat Rp9 Triliun atau Tiga Kali Lipat dari Target](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/06/6JuniIF-SukukBSI.jpg)
Sukuk ESG BSI Raih Antusiasme Tinggi Pasar, Tercatat Rp9 Triliun atau Tiga Kali Lipat dari Target
INFOFILANTROPI.COM, Jakarta – Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan yang akan diterbitkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk mendapat sambutan luar biasa dari pasar. Sejak diluncurkan pada Rabu (15/5/2024), pemesanan dari investor telah mencapai 300% atau sekitar Rp9 triliun. BSI awalnya berencana menerbitkan Sukuk Sustainability senilai Rp3 triliun dengan kisaran imbal hasil 6,40% – 7,20% untuk jangka waktu 1, 2, dan 3 tahun, dengan masa penawaran awal dari 14 hingga 30 Mei 2024. Sukuk ini terbagi menjadi tiga seri: seri A untuk jangka waktu 1 tahun, seri B untuk 2 tahun, dan seri C untuk 3 tahun. Saat ini, penerbitan sukuk tersebut berada dalam proses perizinan tahap akhir oleh OJK. Dana yang diperoleh dari sukuk ini akan digunakan untuk membiayai Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS).
Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyatakan bahwa manajemen perseroan optimis Sukuk Sustainability BSI akan diserap secara maksimal oleh pasar. “Kami optimis akan terserap optimal karena kinerja perseroan saat ini berada di atas rata-rata industri perbankan, didukung juga oleh rating idAAA dan merupakan sukuk pertama yang diterbitkan BSI. Sukuk Sustainability ini akan menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat, terutama anak-anak muda,” ujarnya. Sukuk ESG BSI dapat dimiliki oleh investor institusi dan ritel dengan harga per unit Rp5 juta, dan saat ini mayoritas pemesanan berasal dari investor institusi.
Sukuk Sustainability BSI tersedia di perusahaan sekuritas yang bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia, termasuk Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mega Capital Sekuritas, dan Maybank Sekuritas.
Lebih lanjut, penerbitan sukuk ESG ini melengkapi berbagai aktivitas BSI di pasar modal, termasuk rights issue pada 2022 dan penerbitan surat berharga EBAS-SP SMF-BRIS 01 di awal tahun ini. Sukuk ESG menarik perhatian karena investor sering kali mempertanyakan praktik ESG sebuah perusahaan.
Menurut prospektus yang diterbitkan oleh BSI, dana yang dihimpun dari penerbitan Sustainability Sukuk BSI akan disalurkan ke pembiayaan yang ada pada kategori KUBL dan KUBS. Sekitar 30-50% dari dana tersebut akan digunakan untuk sektor KUBL, seperti energi terbarukan, produk yang mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. Sementara itu, dana untuk kategori KUBS akan diprioritaskan dengan porsi 50-70%. Per Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp59,19 triliun, dengan Rp12,57 triliun dialokasikan untuk KUBL dan Rp46,62 triliun untuk KUBS.
Kondisi keuangan Bank Syariah Indonesia saat ini sangat stabil, dengan total aset per April 2024 sebesar Rp350,67 triliun, mengalami pertumbuhan tahunan (YOY) sebesar 11,94%. Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp293,2 triliun dengan YOY growth 9,41%. Pembiayaan BSI tercatat sebesar Rp251,58 triliun dengan YOY growth 17,94%, sehingga rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) berada di angka 85,72%, yang menunjukkan likuiditas yang cukup memadai.