Terapkan Buddy System, Jemaah Lansia Saling Jaga dan Membahagiakan
![Terapkan Buddy System, Jemaah Lansia Saling Jaga dan Membahagiakan](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/06/10JuniIF-buddysystemLANSIAHAJI.jpeg)
Terapkan Buddy System, Jemaah Lansia Saling Jaga dan Membahagiakan
INFOFILANTROPI.COM, Makkah – Rokiah Adkur Aspinah (63) tak bisa menahan tawanya. Berkali-kali dia tertawa kecil mendengar gurauan dari tiga teman sekamarnya, Masirah Masturi Acha, Siti Rohimah Yusuf Nasiran, dan Rusmiah Sulaiman Abdullah. Keempat perempuan jemaah lansia ini saling menggoda dan bercanda, termasuk dengan Rokiah yang hanya bisa duduk di tempat tidur karena mengalami saraf terjepit.
“Kami saling membantu, selalu mengingatkan, dan juga saling membahagiakan,” ujar Rusmiah sambil tertawa, saat ditemui di kamar mereka di Hotel Harmes, Makkah, Sabtu (8/6/2024).
Mereka, yang kebetulan berusia hampir sebaya, adalah jemaah haji kloter PLM-03 dari Palembang, Sumatera Selatan. Rokiah mengaku sangat bahagia dengan kehadiran tiga temannya yang membuat perjalanan hajinya lebih mudah dan menyenangkan, terutama karena dirinya mengalami saraf terjepit sesaat sebelum keberangkatan, yang membuatnya sulit bergerak.
Saat Rokiah kesulitan, ketiga temannya selalu siap membantu, mulai dari mengambilkan barang hingga mengingatkan untuk minum obat. Rokiah pergi berhaji sendirian karena suaminya telah meninggal, sementara ketiga temannya ditemani suami mereka masing-masing.
“Saya berangkat sendiri. Awalnya baik-baik saja, tapi tiba-tiba terkena saraf terjepit. Saya sempat ragu mau berangkat, tapi anak saya meminta saya tetap berangkat karena kesempatan ini langka,” ujar Rokiah yang telah mendaftar haji sejak 12 tahun lalu.
Selama di tanah suci, Rokiah baru sekali melakukan umrah, yaitu umrah wajib. Itu pun hanya bisa mendekat ke Kabah dengan bantuan kursi roda. Meskipun ada keinginan besar untuk menyentuh dinding Kabah, dia sadar keterbatasan fisiknya membuatnya tidak mungkin melakukannya.
“Alhamdulillah, sudah bisa melihat Kabah dari lantai 2 saja,” kata ibu dari tiga anak ini.
Karena tidak didampingi keluarga, Rokiah terpaksa mengandalkan bantuan tenaga kesehatan untuk beribadah. Misalnya, saat masuk ke Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, dia berdoa memohon kesehatan dan kesuksesan untuk anak-anaknya.
Meski dalam kondisi sakit, Rokiah tetap merasa tenang dan bahagia berkat teman-teman sekamarnya yang selalu menghiburnya. Teman sekamar bukan hanya menjadi hiburan saat jauh dari keluarga, tapi juga pendamping yang saling mengingatkan, termasuk soal minum obat.
“Bukan hanya Rokiah, saya juga sering diingatkan,” kata Rohimah, sambil menunjukkan plastik penuh obat di samping ranjangnya.
Dokter Kloter PLM 03, Ramona Fitri Muhammad, menjelaskan bahwa tim kesehatan dan Ketua Kloter PLM 03, Saefudin, memang menerapkan buddy system di dalam kloternya. Jemaah haji diajak lebih peduli pada teman sekamar agar jika ada masalah, mereka dapat segera melapor.
Menurut Ramona, laporan pertama tentang jemaah yang sakit sering kali datang dari teman sekamarnya, memungkinkan tim kesehatan untuk segera bertindak. “Alhamdulillah, jemaah haji kami yang sakit bisa cepat tertangani. Meski ada yang sempat dibawa ke KKHI, mereka sudah sembuh dan bisa bergabung kembali dengan kloter pada puncak haji,” kata Ramona.
Ramona, Saefudin, dan timnya juga rutin mengunjungi jemaah lansia untuk menanyakan kabar serta kesehatannya. Pendekatan personal ini efektif dalam menyosialisasikan program atau aturan dalam ibadah haji, seperti soal murur. “Kami terus melakukan sosialisasi dan alhamdulillah sejauh ini belum ada penolakan dari jemaah,” kata Saefudin.
Kedatangan petugas haji selalu disambut dengan sukacita oleh keempat nenek tersebut. Mereka merasa berhaji adalah kebahagiaan meski jauh dari keluarga dan di usia yang tidak lagi muda. Rokiah dan teman-temannya menemukan keluarga baru di antara petugas dan teman sekamar mereka.
“Alhamdulillah, senang sekali dapat keluarga baru,” kata Rokiah.
Bagi Rokiah, keterbatasan fisik tak lagi terasa menyiksa saat ada sahabat terbaik di sisinya.