Hutama Karya Perkuat Komitmen ESG: Wujudkan Jalan Tol Berkelanjutan di Sumatra
![Hutama Karya Perkuat Komitmen ESG: Wujudkan Jalan Tol Berkelanjutan di Sumatra](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/08/9AgustusIF-HKesg-1024x566.jpg)
Dok.Hutama Karya
INFOFILANTROPI.COM, SUMATRA – PT Hutama Karya (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan infrastruktur berkelanjutan di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Berfokus pada konsep Environmental, Social, and Governance (ESG), perusahaan ini memperhatikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam setiap proyeknya, mulai dari tahap perencanaan hingga operasional.
Hutama Karya secara konsisten melakukan kajian lingkungan sebelum memulai pembangunan jalan tol. Kajian ini meliputi analisis terhadap potensi dampak lingkungan seperti hilangnya biodiversitas, kerusakan ekosistem, dan peningkatan emisi karbon. Selain itu, perusahaan ini juga berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta berbagai Non-Governmental Organizations (NGO) di daerah-daerah yang terdampak untuk memitigasi dampak negatif tersebut.
Adjib Al Hakim, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menjelaskan bahwa dalam merancang infrastruktur jalan tol, pihaknya selalu mengutamakan dampak lingkungan yang seminimal mungkin. Salah satu langkah mitigasi adalah pemilihan trase jalan tol yang minim dampak serta merancang koridor satwa yang mengurangi fragmentasi habitat dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
“Hutama Karya juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk merehabilitasi kawasan hutan yang terdampak, termasuk memenuhi kewajiban Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR),” tambah Adjib.
Ke depan, perusahaan ini berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip infrastruktur berkelanjutan, termasuk dalam pembangunan tahap II JTTS yang akan menghubungkan Jambi dan Riau. Dalam proyek ini, tanggung jawab lingkungan akan diimplementasikan melalui kajian komprehensif yang mencakup pengelolaan kualitas tanah dan air, pengendalian polusi udara dan kebisingan, pelestarian keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan limbah seperti limbah cair dan B3.
“Kami secara rutin memantau dan mengevaluasi kajian lingkungan ini selama fase konstruksi dan operasi jalan tol. Ini memastikan bahwa pembangunan JTTS tidak akan merusak ratusan hektar hutan,” tegas Adjib.
Selain itu, pada ruas tol yang sudah beroperasi, Hutama Karya mengintegrasikan berbagai upaya untuk mewujudkan infrastruktur berkelanjutan, seperti penanaman pohon di sepanjang jalan tol, pemasangan lampu pintar yang hemat energi, pengembangan ruang hijau terbuka di rest area, serta penyediaan underpass untuk perlintasan satwa. Hutama Karya juga aktif dalam program sosial seperti bantuan kepada masyarakat sekitar jalan tol dan pendampingan UMKM di rest area.
Sejak 2021, Hutama Karya telah menanam lebih dari 160 ribu pohon di berbagai ruas tol, termasuk JTTS dan jalan tol di Pulau Jawa seperti Tol JORR Seksi S (JORR-S) dan Akses Tanjung Priok (ATP). Pohon-pohon yang ditanam mencakup berbagai jenis seperti Trembesi, Mangga, Ketapang, dan Mahoni, yang tidak hanya memperindah jalan tol tetapi juga berkontribusi terhadap lingkungan.
Adjib juga menyoroti inovasi ramah lingkungan di Rest Area Tol Pekanbaru – Bangkinang, di mana telah dibangun masjid dengan ventilasi alami tanpa pendingin ruangan, serta pengelolaan sampah dengan metode maggot di Rest Area KM 215 dan KM 277 Tol Terbanggi Besar – Kayu Agung. Selain itu, 10 underpass untuk perlintasan hewan telah dibangun di Tol Pekanbaru – Dumai dan Sigli – Banda Aceh, lengkap dengan penanaman pakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Hutama Karya juga menerapkan energi terbarukan melalui pemasangan 3.704 lampu pintar di JTTS hingga Tol ATP, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan lampu konvensional.
“Dengan penerapan ESG yang optimal ini, kami berharap dapat mewujudkan JTTS sebagai Jalan Tol Hijau dan Ramah Lingkungan, dari tahap persiapan hingga pengoperasian,” tutup Adjib.
Inisiatif ini menunjukkan betapa seriusnya Hutama Karya dalam menciptakan infrastruktur yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial di Indonesia.