Persemaian Liang Anggang di Kalimantan Selatan Diresmikan, Bukti Nyata Pemulihan Lingkungan
INFOFILANTROPI.COM, Kalimantan Selatan – Sebagai salah satu langkah konkret dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan meningkatkan upaya reforestasi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meresmikan Persemaian Liang Anggang (PLA) di Kalimantan Selatan. Persemaian ini menjadi bagian penting dari inisiatif besar nasional untuk pemulihan lingkungan dan penanaman kembali hutan yang rusak.
Dalam acara peresmian yang berlangsung secara hybrid tersebut, hadir pula berbagai pejabat penting, termasuk Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Krüger Giverin, serta perwakilan pemerintah daerah dan pihak swasta yang turut ambil bagian dalam proyek ini. Persemaian Liang Anggang merupakan salah satu dari lima persemaian besar yang diresmikan secara serentak, dengan lokasi lain di Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulawesi Utara), dan Toba (Sumatera Utara).
Menteri Siti menekankan pentingnya program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) sebagai bagian dari strategi nasional dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. “Kami tidak hanya menargetkan jumlah pohon yang ditanam, tapi lebih pada kualitas dan keberlanjutan dari upaya rehabilitasi yang dilakukan. Kita belajar banyak dari pengalaman selama beberapa tahun terakhir,” jelas Siti dalam sambutannya.
Salah satu poin penting dalam program ini adalah keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Persemaian Liang Anggang menjadi contoh sukses kolaborasi ini, dengan dukungan dari PT Adaro Energy Indonesia dan Kementerian PUPR. Persemaian tersebut dibangun di atas lahan seluas 14 hektar dengan kapasitas produksi hingga 10 juta bibit per tahun, mencakup berbagai jenis pohon yang tidak hanya bermanfaat untuk penghijauan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan estetika.
Garibaldi Tohir, CEO PT Adaro, menyambut baik kerja sama tersebut. “Kami berharap persemaian ini tidak hanya membantu memulihkan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat melalui program-program penanaman dan kredit karbon,” ujarnya.
Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sekretaris Daerah Roy Rizali Anwar menyebutkan bahwa PLA sangat sejalan dengan Gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan di provinsi tersebut. Gerakan ini bertujuan untuk memulihkan lahan kritis dan meningkatkan tutupan hutan, yang sekaligus mendukung program Indonesia FOLU Net Sink 2030, sebuah target nasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca melalui sektor kehutanan.
Persemaian Liang Anggang bukan hanya sekadar tempat pembibitan pohon, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan dan keseriusan Indonesia dalam menghadapi tantangan lingkungan global. Persemaian ini juga dilengkapi dengan teknologi modern untuk memastikan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Selain itu, pendanaan untuk persemaian ini juga didukung melalui kemitraan antara Indonesia dan Norwegia, yang berfokus pada pengurangan emisi dari sektor kehutanan. Kolaborasi ini menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menangani isu-isu global seperti perubahan iklim dan deforestasi.
Menteri Siti Nurbaya menambahkan bahwa persemaian ini merupakan langkah besar menuju keberlanjutan lingkungan jangka panjang. “Kita sedang membangun fondasi yang kuat untuk generasi mendatang. Persemaian ini adalah bagian dari upaya besar kita untuk menjaga bumi tetap hijau dan mendukung pencapaian target emisi nasional,” tutupnya.
Peresmian lima persemaian skala besar ini diharapkan mampu mendorong percepatan rehabilitasi lahan di seluruh Indonesia, dengan hasil yang nyata baik bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung program-program serupa di masa mendatang guna memastikan Indonesia tetap berada di jalur yang tepat dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.