Tren Kosmetik Vegan Halal dan Aman: Pilihan Bijak untuk Kecantikan

Tren Kosmetik Vegan Halal dan Aman: Pilihan Bijak untuk Kecantikan

INFOFILANTROPI.COM, Kebutuhan akan kosmetik tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang peduli dengan kecantikan dan kesehatan kulit. Dalam memilih produk, konsumen dituntut cerdas memastikan kosmetik yang digunakan tidak hanya halal tetapi juga aman. Belakangan ini, kosmetik berbahan vegan menjadi tren, khususnya di kalangan generasi muda. Namun, anggapan bahwa kosmetik vegan otomatis halal dan aman tidak selalu benar, sehingga penting untuk memahami cara memilih produk yang tepat.

Sejak 2015, pasar halal terus menunjukkan pertumbuhan signifikan di seluruh dunia. Tak hanya di negara dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia, tren ini juga berkembang pesat di negara-negara mayoritas non-Muslim seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Tiongkok. Diperkirakan pada 2030, populasi Muslim dunia akan melebihi 25%, menjadikan produk halal semakin relevan.

Dalam webinar bertajuk “Clean Beauty Exploring Halal and Vegan Beauty, Free from Harmful Ingredients” yang digelar oleh LPPOM MUI pada 21 November 2024, apt. Revi Pribadi, S.Farm., selaku RnD Raw Material Scientist PT Paragon Technology and Innovation, menjelaskan pentingnya kosmetik bersertifikat halal. Ia menyoroti beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kemungkinan kandungan najis pada bahan, penggunaan produk yang tidak tembus air seperti body lotion, hingga produk seperti lipstik yang bisa tertelan. Ketiga aspek ini dapat memengaruhi keabsahan ibadah bagi konsumen Muslim.

Selain kehalalan, keamanan kosmetik juga menjadi hal utama. Revi menjelaskan bahwa produk kosmetik harus memenuhi standar dari BPOM, dengan bahan baku yang digunakan dalam dosis aman, lengkap dengan data toksikologi, serta melewati uji keamanan.

Saat ini, tren gaya hidup vegan yang sebelumnya hanya fokus pada makanan dan minuman mulai merambah dunia kecantikan. Banyak produsen berlomba menghadirkan produk kosmetik yang bebas unsur hewani. Menurut apt. Dra. Nuning S. Barwa, MBA., dari Martha Tilaar Group, pasar kosmetik vegan global bernilai USD 17,42 miliar pada 2021 dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 25,51 miliar pada 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan 5,6%. Kesadaran konsumen akan dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka pilih menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini.

Dr. Susianto, President of World Vegan Organization dan Vegan Society Indonesia, menambahkan bahwa tren vegan dalam bisnis, termasuk kosmetik, sedang mengalami peningkatan tajam. Ia menegaskan pentingnya sertifikasi vegan untuk memastikan klaim keaslian produk sekaligus memberikan rasa aman kepada konsumen. Sertifikasi ini diperoleh melalui uji laboratorium yang ketat untuk menjamin produk benar-benar bebas dari unsur hewani.

Sementara itu, Heryani, S.Si., M.TPn., Kepala Laboratorium LPPOM MUI, menekankan pentingnya dokumen pendukung dalam memastikan kehalalan bahan kosmetik, mulai dari asal bahan, spesifikasi teknis, hingga sertifikat halal. Untuk pelaku usaha, proses pendaftaran sertifikasi halal dapat dilakukan melalui LPPOM dengan panduan yang jelas dan layanan pengujian laboratorium untuk keamanan produk dan klaim vegan.

Bagi masyarakat yang ingin memahami lebih jauh, LPPOM menyediakan program edukasi rutin tentang sertifikasi halal yang dapat diakses melalui platform online. Dengan langkah ini, diharapkan semakin banyak produk kosmetik di pasaran yang memenuhi kriteria halal, aman, dan mendukung gaya hidup vegan yang berkelanjutan.