Momen Akhir Ramadhan, Laznas Dewan Dakwah Jabar Mobilisasi Bantuan untuk Gaza Pasca Serangan Israel

Serangan Israel

Warga Gaza jadi korban serangan Israel ( foto: aljazeera)

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG – Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah serangan Israel dalam 72 jam sejak Selasa (18/3/2025) telah menewaskan 591 warga Palestina dan melukai 1.042 orang lainnya. Merespons peristiwa tersebut, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Dewan Dakwah Jawa Barat menghimbau masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim, di momen akhir Ramadhan ini untuk meningkatkan kepedulian dan dukungan bagi rakyat Palestina, dalam bentuk mobilisasi bantuan untuk Gaza.

 

KH Roinul Balad, perwakilan dari Dewan Dakwah Jawa Barat, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tragedi tersebut dan mengecam keras tindakan Israel yang dianggap telah melakukan genosida terhadap warga sipil Palestina.

 

“Semoga Allah Swt segera memberi pertolongan kepada Palestina. Sebaliknya semoga Allah Swt turunkan azab yang pedih dan kehancuran pada penjajah Israel, sekutunya dan semua pihak yang turut mendukung genosida,” tegas KH Roin.

 

Korban Mayoritas Anak-anak

 

Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, serangan tersebut menghantam beberapa lokasi di wilayah Gaza. Tragisnya, banyak korban yang tewas adalah anak-anak yang tidak berdosa. Hal ini menambah keprihatinan dunia internasional terhadap krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di wilayah tersebut.

 

Serangan yang terjadi di bulan suci Ramadhan ini semakin menambah kesedihan masyarakat global, terutama umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa.

 

Ajakan Dukungan Moril dan Materil

 

KH Roinul Balad mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim, untuk memberikan dukungan baik secara moril, spiritual, maupun materil kepada warga Palestina, terutama para pejuang di Gaza yang terus bertahan menghadapi serangan.

 

“Juga sisihkan sebagian dari rezeki kita untuk saudara-saudara di Palestina khususnya di Gaza mumpung ini bulan Ramadhan,” ajaknya.

 

Ia menginformasikan bahwa saat ini Laznas Dewan Dakwah telah menyalurkan bantuan pangan kepada warga Gaza, termasuk untuk program berbuka puasa bersama (ifthar). Selain itu, lembaga ini juga telah membangun tenda-tenda darurat untuk menampung para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan.

 

Seruan Boikot Produk Pro-Israel

 

Dalam pernyataannya, KH Roin juga menyerukan kepada masyarakat untuk terus memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel dan sekutunya, baik berupa barang, jasa, maupun makanan dan minuman.

 

“Jangan kendur untuk terus suarakan boikot produk-produk pro Israel dan sekutunya, baik produk, jasa maupun makan dan minuman yang jelas berafiliasi dengan zionis. Haram hukumnya mengkonsumsi produk-produk mereka,” tegasnya.

 

Pernyataan ini mencerminkan sentimen yang kuat di kalangan sebagian masyarakat Indonesia yang memandang boikot ekonomi sebagai salah satu bentuk protes terhadap kebijakan dan tindakan Israel di wilayah Palestina.

 

Maksimalkan Ibadah di Akhir Ramadhan

 

Mengingat situasi ini terjadi pada bulan Ramadhan, KH Roin mengajak umat Muslim untuk memaksimalkan ibadah, doa, dan amal saleh lainnya di 10 hari terakhir bulan suci ini. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap menyisipkan doa untuk kemenangan dan kebebasan rakyat Palestina.

 

“Di 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini KH Roin juga mengajak kaum muslimin untuk memaksimalkan ibadah, doa dan amal shalih lainnya dengan tetap menyelipkan doa terbaik untuk kemenangan bangsa Palestina,” ujarnya.

 

Seruan tersebut menekankan pentingnya solidaritas spiritual di samping bantuan materil untuk mendukung masyarakat Palestina yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan berkepanjangan.

 

Konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun terus menjadi perhatian dunia internasional, termasuk Indonesia. Negara-negara dan organisasi kemanusiaan dari berbagai belahan dunia terus berupaya mencari solusi damai untuk mengakhiri penderitaan rakyat sipil di wilayah tersebut.

 

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai lembaga hak asasi manusia internasional juga terus mendesak kedua belah pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan melindungi warga sipil dari dampak konflik bersenjata.