20 Agustus 2025

Kembangkan Wirausaha Berbasis Ekonomi Sirkular, Tim PKM Teknik Industri FT Unisba Dampingi Warga Desa Gunungleutik

ft5

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG — Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di RT 01 RW 11 Desa Gunungleutik, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Kegiatan yang berlangsung sejak awal tahun 2025 ini mengusung tema Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Ekonomi Sirkular di Kelompok Ternak Mandiri Melalui Pendirian Bank Sampah, Pembuatan Pupuk, dan Budidaya Maggot.

Ketua tim PKM, Ir. Puti Renosori, M.T., menjelaskan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh dua hal utama. “Pertama, persoalan pengelolaan sampah di wilayah ini yang masih belum optimal dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga. Kedua, adanya semangat besar dari kelompok tani dan peternak setempat untuk mengembangkan kegiatan wirausaha yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, dan mendapat dukungan pendanaan dari LPPM Unisba. Tim pelaksana terdiri dari dirinya sebagai ketua, didampingi dua dosen anggota, yakni Dr. Endang Prasetyaningsih, Ir., M.T., dan Dr. Hirawati Oemar, Dra., M.T., IPM., serta tiga orang mahasiswa.

Lebih lanjut, Puti menjelaskan bahwa program dimulai dengan survei pendahuluan untuk memahami kondisi sosial dan lingkungan masyarakat. Setelah itu, dilakukan pelatihan dan pendampingan kepada anggota Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT). “Materi pelatihan mencakup pengelolaan sampah rumah tangga, teknik budidaya maggot, pengomposan dengan metode lubang resapan biopori, pencatatan keuangan sederhana, serta kewirausahaan dan pemasaran digital,” jelasnya.

Pelatihan utama dilaksanakan pada Minggu, 4 Mei 2025, dan diikuti oleh anggota Kelompok Ternak Mandiri. Kegiatan diawali dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan peserta, dilanjutkan dengan penyampaian materi, praktik lapangan, dan diakhiri dengan post-test. Peserta juga dilibatkan langsung dalam praktik pengelolaan bank sampah, pembuatan kompos, dan budidaya maggot berbasis pemanfaatan sampah organik.

Sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program, tim PKM turut memberikan bantuan berupa satu unit bor biopori, lima belas set alat lubang resapan biopori, tiga keranjang sampah komunitas, satu kandang lalat BSF (Black Soldier Fly) beserta sepuluh kilogram bibit maggot, dan dua puluh dua keranjang sampah untuk pemilahan.

Puti berharap, program ini tidak hanya mampu mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. “Kami ingin agar warga bisa mandiri dalam mengelola sampah, sekaligus menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti pupuk kompos dan maggot. Ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang berkelanjutan,” pungkasnya. [ ]