Menanti Setiap Jumat di Kajian Santri Karya Bersama Aa Gym

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG — Pagi itu, di hari Jumat langit Bandung masih berselimut mendung ketika para santri karya (Sankar) Daarut Tauhiid mulai memadati Masjid Wakaf Daarut Tauhiid. Meski udara masih terasa sejuk, semangat mereka terasa hangat dan penuh antusiasme.
Bukan tanpa alasan karena hari ini adalah Jumat, hari yang paling ditunggu oleh para Sankar. Hanya di hari inilah mereka dapat mendengarkan secara langsung nasihat dan tausiyah dari KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.
Masjid Wakaf Daarut Tauhiid senantiasa makmur oleh ibadah salat berjemaah, lantunan ayat suci Al-Quran yang tak pernah sepi, serta berbagai kajian keislaman yang mengalir seperti air dari mata air keberkahan. Namun ada yang istimewa pada Jumat pagi: kajian pekanan eksklusif untuk santri karya.
“Kajian ini yang paling saya tunggu-tunggu tiap minggu,” kata Agus, Sankar yang bertugas di bagian pelayanan masjid. “Soalnya cuma di hari Jumat kita bisa denger langsung nasihat dari Aa. Penyampaiannya enak banget, ngena, dan bikin hati adem. Rasanya kayak diisi ulang lagi semangatnya setelah sibuk kerja sepekan penuh.”
Kajian dimulai selepas salat Dhuha. Suasana hening penuh khidmat. Aa Gym dengan gaya penyampaiannya yang khas—tenang namun mengena—menyampaikan tausiyahnya.
Para Sankar tampak mencatat, mengangguk, bahkan sesekali meneteskan air mata ketika Aa Gym membahas tentang pentingnya memperbaiki hati dalam menjalani rutinitas. Kajian ini menjadi semacam oase di tengah kesibukan mereka. Pengingat bahwa pekerjaan mereka di lingkungan pesantren adalah bagian dari perjuangan menapaki jalan Allah.
“Setiap Jumat tuh rasanya kayak dapet ‘rem’ lagi buat hati dan pikiran,” ujar Rahmawati, santri karya di bagian pendidikan. “Aa selalu ngingetin kita buat balik lagi ke niat awal. Di sini bukan cuma kerja, tapi belajar hidup dengan nilai-nilai tauhid.”
Tak hanya tausiyah, kajian juga diisi dengan sesi tanya jawab yang penuh kehangatan. Banyak dari Sankar memanfaatkan kesempatan langka ini untuk bertanya langsung kepada Aa Gym tentang persoalan kehidupan, pekerjaan, dan amalan harian.
Menjelang pukul sembilan pagi, kajian ditutup dengan doa bersama. Sankar kembali ke unit kerja masing-masing, namun dengan wajah yang lebih segar dan hati yang kembali terisi. Jumat pagi di Masjid Daarut Tauhiid menjadi momentum untuk menata kembali langkah, niat, dan semangat pengabdian.
Dan bagi para Sankar, satu jam bersama Aa Gym setiap Jumat adalah momen langka yang mereka syukuri dalam-dalam. Sebuah kesempatan istimewa yang memperkuat ikatan hati. Bukan hanya dengan guru mereka, tetapi dengan jalan perjuangan yang mereka pilih di Daarut Tauhiid. (Cahya)