Kampus Biru di Tengah Kota: Nyaman, Inspiratif, dan Menyegarkan

gedungif

Oleh: Dr. Rabiatul Adwiyah, SE., M.Si
Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba)

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG — Sebagai dosen di Universitas Islam Bandung (Unisba), saya merasakan sendiri bahwa kampus ini tidak hanya menjadi tempat untuk menuntut ilmu, tetapi juga menjadi ruang yang nyaman, tenang, dan menyegarkan—baik bagi mahasiswa maupun tenaga pendidiknya. Kampus yang dikenal dengan sebutan Kampus Biru ini terletak di kawasan Tamansari, pusat Kota Bandung, dan menjadi bagian dari denyut kehidupan urban yang dinamis sekaligus bersahabat.

Lokasinya yang strategis memudahkan akses dari berbagai penjuru kota, membuat kegiatan akademik berjalan lebih efisien dan efektif. Mahasiswa tidak perlu berjuang melewati kemacetan panjang untuk sampai ke kampus.

Bahkan, banyak di antara mereka yang memanfaatkan waktu sebelum atau setelah kuliah untuk singgah sejenak di taman kota, musala kampus yang sejuk, atau sekadar menikmati kopi dan percakapan ringan di kafe sekitar.

“Suasana kampus yang nyaman akan mempengaruhi suasana batin, dan suasana batin yang tenang adalah kunci bagi proses belajar yang efektif.” Ini bukan sekadar teori, tetapi refleksi nyata yang saya saksikan setiap hari di Unisba. Banyak mahasiswa yang merasa lebih produktif, lebih fokus, dan lebih bahagia karena mereka merasa ‘betah’ berada di kampus.

Sebagai dosen, saya pun merasakan manfaat dari lingkungan ini. Proses interaksi dengan mahasiswa berlangsung lebih akrab, dialog akademik tumbuh secara alami, dan inovasi pembelajaran dapat dikembangkan dengan lebih fleksibel.

Suasana kampus yang tidak kaku namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan keilmuan menjadikan setiap ruang kelas bukan hanya tempat mengajar, tetapi juga ruang tumbuh bersama.

Lingkungan sekitar kampus juga turut mendukung atmosfer kolaboratif. Banyak tempat yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang diskusi alternatif—di luar dinding formal ruang kuliah.

Bahkan, beberapa ide riset mahasiswa saya justru muncul dari perbincangan santai di sebuah kafe atau trotoar kampus yang rindang.

Lebih dari sekadar tempat belajar, Kampus Biru menjadi ruang hidup yang memberikan keseimbangan antara tuntutan akademik dan kebutuhan psikologis mahasiswa masa kini. Dalam era yang serba cepat dan penuh tekanan, kenyamanan semacam ini adalah kebutuhan, bukan kemewahan.

Unisba telah membuktikan bahwa kampus yang berada di pusat kota pun tetap bisa menjadi ruang edukatif yang tenang, religius, dan membangun semangat positif.

Di sinilah harmoni antara ilmu, spiritualitas, dan gaya hidup sehat bertemu dalam satu ruang yang menyatu: Kampus Biru yang menyejukkan. [ ]