BEM Universitas Islam Bandung Laksanakan Implementasi Awal dan Pengolahan Awal Inovasi Komposter untuk Atasi Masalah Sampah dan Pertanian di Desa Kiarasari

👁️ 3 views
INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG (11 November 2025) – Setelah sukses melaksanakan tahap sosialisasi kepada masyarakat Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Tim Mahasiswa Berdampak dari BEM Universitas Islam Bandung kini resmi memasuki tahap aksi awal dalam program pengelolaan sampah berbasis lingkungan berkelanjutan.
Tahap ini menandai dimulainya praktik nyata mahasiswa bersama warga dalam memanfaatkan sampah dapur dan dedaunan agar memiliki nilai guna ekologis.
Kegiatan kali ini diawali dengan pemaparan materi oleh Dr. Ir. M. Satori, M.T., IPU, yang memberikan wawasan mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik dan penerapan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pemaparannya, Dr. Satori menekankan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga bentuk kolaborasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesadaran sosial. Pesan tersebut menjadi dasar semangat tim mahasiswa untuk bergerak ke tahap praktik langsung bersama masyarakat binaan.
Tahap aksi dimulai dengan kegiatan pemilahan sampah dapur dan dedaunan kering, yang kemudian dicacah menjadi potongan kecil agar lebih mudah terurai. Hasil cacahan tersebut dimasukkan ke dalam bata terawang, yang difungsikan sebagai media pengolahan dan dekomposisi alami.

Selanjutnya, tim melakukan penyiraman menggunakan larutan EM4 dan gula yang telah difermentasi selama 24 jam. Larutan ini berperan sebagai aktivator alami untuk mempercepat proses penguraian dan mengurangi bau tidak sedap. Dalam proses ini, tim juga menambahkan sampah organik dapur lainnya, seperti kulit buah dan sisa sayuran, agar proses fermentasi lebih optimal.
“Tujuan kami di kegiatan ini memang untuk meningkatkan kualitas hidup, dimulai dari apa yang ada disekitar kita. Khususnya di lingkungan Compreng sendiri terdapat sampah pertanian, baik dari dedaunan maupun sampah pada umumnya yaitu sampah rumah tangga. Jadi perlu dipikirkan untuk solusi dari permasalahan tersebut.” Dimas Zhafir, Ketua Tim Mahasiswa Berdampak.
Sebagai bagian dari program berkelanjutan, tim juga melaksanakan penanaman tanaman Sacha Inchi di lahan percobaan. Tanaman ini dikenal bernilai ekonomi tinggi dan memiliki manfaat ekologis dalam memperbaiki struktur tanah serta menyerap karbon dioksida.
Selain itu, budidaya Sacha Inchi di kelompok petani lokal diharapkan dapat membantu penyediaan bahan pangan bergizi tinggi, sehingga program ini tidak hanya menekan persoalan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada penanggulangan stunting di masyarakat sekitar.
Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan tenaga ahli, kegiatan ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dan aksi lapangan dapat berjalan beriringan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, produktif, dan berkelanjutan.
Tahapan selanjutnya akan difokuskan pada pemantauan hasil penguraian di dalam bata terawang serta perawatan tanaman Sacha Inchi agar dapat tumbuh optimal dan memberikan manfaat jangka panjang. [ ]
Dok foto: BEM Unisba
