Beragam Kisah dari Penyaluran 201 Hewan Kurban BMH di Sumatera Utara

Beragam Kisah dari Penyaluran 201 Hewan Kurban BMH di Sumatera Utara

Beragam Kisah dari Penyaluran 201 Hewan Kurban BMH di Sumatera Utara

INFOFILANTROPI.COM, Medan – Seminggu setelah Idul Adha, seluruh proses penyaluran hewan kurban oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) di Sumatera Utara telah selesai dilaksanakan. Bersama para mitra, BMH berjibaku di berbagai daerah pedalaman untuk memastikan hewan kurban dari para mudhohi sampai ke tangan yang membutuhkan.

Sebanyak 201 ekor hewan kurban telah disalurkan ke 3.000 kepala keluarga, yang setara dengan 135.000 jiwa, di 26 desa, 10 kecamatan, dan 8 kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Penyaluran ini tidak lepas dari berbagai cerita dan kejadian unik yang dialami oleh tim BMH. Salah satu kejadian menarik terjadi di Desa Negeri Beringin, Deli Serdang. Seekor anjing tiba-tiba membawa lari daging kurban yang sudah dikemas ke tengah perkebunan sawit. Panitia dan warga terkejut, namun setelah dilakukan pengejaran, daging tersebut berhasil ditemukan kembali. Kejadian ini membuat panitia merasa lega.

Di Desa Mompang Julu, Mandailing Natal, tim BMH menetapkan standar berat minimal 23 kg per hewan kurban. Namun, untuk menimbang hewan kurban, peternak harus mencari timbangan keliling kampung. Pencarian tersebut memakan waktu dua hari, sehingga penyembelihan hewan baru dapat dilakukan pada hari kedua tasyrik.

Beragam Kisah dari Penyaluran 201 Hewan Kurban BMH di Sumatera Utara

Cerita lain datang dari Desa Janji Manahan, Padang Lawas Utara, di mana penyembelihan hewan kurban harus menunggu hingga hari Rabu karena menunggu percetakan spanduk buka kembali. BMH memiliki standar layanan yang ketat, termasuk dokumentasi yang mencantumkan nama pequrban dan lokasi pemotongan atau distribusi.

Di Desa Turpuk Sihotang, Samosir, saat hewan kurban akan direbahkan, terjadi insiden di mana tali pengikat putus dan hewan mengamuk, membuat warga berlarian menyelamatkan diri. Seorang anggota tim BMH bahkan terguling terkena batu besar. Beruntung, tidak ada yang terluka serius.

Puncaknya, adalah penyaluran hewan kurban ke ujung pulau terluar di Nias Selatan. Tim menghadapi berbagai kekhawatiran, mulai dari jarak tempuh ratusan kilometer, waktu perjalanan hingga 96 jam, hingga mengarungi lautan dengan gelombang setinggi 2 meter. Prosedur perjalanan yang ketat dan kekhawatiran akan kesehatan hewan selama perjalanan juga menambah tekanan psikologis. Namun, dengan pertolongan Allah, perjalanan berjalan lancar dan semua hewan kurban tiba dengan selamat dan sehat. “Ini penyaluran terjauh dalam 10 tahun terakhir,” kata Lukman BAMS, ketua BMH Sumatera Utara.

Berbagai peristiwa ini menunjukkan dedikasi tim BMH dalam memastikan penyaluran hewan kurban tepat sasaran. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk dapat berkurban kembali di tahun depan.