Bio Farma dan Roche Indonesia Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Alat Kesehatan Produksi Lokal untuk Memperluas Deteksi Kanker Serviks

Penandatanganan Master of Cooperation Agreement oleh Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati (Tengah) dan Direktur Divisi Diagnostik Roche Indonesia, Lee Poh Seng (ke-2 dari kiri) didampingi Direktur Utama Bio Farma (ke-2 dari kanan)
INFOFILANTROPI.COM, JAKARTA (23 Juni 2025) — PT Bio Farma (Persero), BUMN farmasi terbesar di Indonesia, bersama PT Roche Indonesia (Divisi Diagnostik), menandatangani Master of Cooperation Agreement untuk pengembangan alat kesehatan produksi lokal – deteksi kanker serviks berbasis HPV DNA dan memperluas deteksi kanker serviks lewat pendekatan model hub and spoke dengan instrumen sistem otomasi performa tinggi dan sistem PCR manual. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas Masyarakat terhadap pengujian dan merupakan dukungan konkret terhadap Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Serviks yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Penandatanganan oleh Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati, dan Direktur Divisi Diagnostik Roche Indonesia, Lee Poh Seng. Kerja sama ini dirancang sebagai kontribusi nyata dalam meningkatkan sistem deteksi dini penyakit secara masif, merata, dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Sebagai langkah awal, proyek percontohan skrining kanker serviks dengan DNA HPV yang tengah dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, dengan pendekatan Hub & Spoke yang mendukung visi integrasi layanan primer Kementerian Kesehatan. Pemanfaatan sistem PCR untuk pengujian DNA HPV akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program ini, sekaligus memperluas akses terhadap teknologi diagnostik mutakhir, terutama di wilayah dengan keterbatasan fasilitas kesehatan.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa kerja sama ini bukan sekadar upaya skrining semata, melainkan bagian integral dari strategi nasional dalam membangun ketahanan sistem kesehatan.
“Ketahanan kesehatan nasional dibangun dari kemampuan kita mendeteksi dan menangani penyakit secara dini dan terstruktur. Kemitraan ini adalah bentuk kesiapan Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri melalui transfer teknologi dan penguatan kapasitas dalam negeri,” ujar Shadiq.
Ia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem diagnostik nasional yang kuat guna mengurangi ketergantungan pada produk impor.
“Dengan dukungan teknologi dan keahlian dari Roche, serta kapasitas produksi dan distribusi Bio Farma, kami optimis kerja sama ini akan memperkuat fondasi kemandirian sektor kesehatan Indonesia, dari hulu ke hilir,” tambahnya.
Direktur Divisi Diagnostik PT Roche Indonesia, Lee Poh Seng, menyambut baik kolaborasi ini sebagai bentuk kontribusi sektor swasta dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional.
“Penandatanganan ini menjadi tonggak penting dalam kemitraan strategis kami bersama Bio Farma. Dengan menggabungkan keahlian global Roche di bidang diagnostik in vitro dan kapasitas Bio Farma sebagai pilar industri kesehatan nasional, kami yakin kemitraan ini akan mempercepat pencapaian target nasional eliminasi kanker serviks, melalui solusi skrining yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Poh Seng.
Lebih lanjut, Poh Seng menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya akan mendorong pemerataan pelayanan kesehatan, namun juga memperkuat inisiatif pengembangan kapasitas lokal dalam penyediaan sistem diagnostik dan pasokan bahan baku.
Inisiatif ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada aspek peningkatan pelayanan kesehatan, pengembangan teknologi biomedis, dan kemandirian farmasi nasional.
Kolaborasi Bio Farma dan Roche Indonesia ini diharapkan menjadi model kemitraan strategis antara BUMN dan sektor swasta dalam menghadirkan inovasi kesehatan yang berdampak luas, sekaligus memperkuat fondasi sistem kesehatan nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan. [ ]
Dok foto: Komunikasi Perusahaan Bio Farma