BMH Papua Barat Daya Gerakkan Hati, Wujudkan Rumah Quran di Pelosok Sorong

SORONG – Di tengah geliat pembangunan Kota Sorong yang terus bergerak maju, sebuah harapan sederhana tumbuh diam-diam di Kampung Salak, Distrik Sorong Barat. Harapan itu lahir dari hati anak-anak yang hanya ingin satu hal: tempat yang layak, aman, dan nyaman untuk belajar membaca serta memahami Al-Qur’an.
Kini, mimpi tulus itu bukan lagi sekadar angan. Berkat sinergi masyarakat setempat bersama Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH), sebuah langkah kebaikan resmi dimulai: pembangunan Rumah Quran Baitul Karim di Jalan Danau Tempe, Kampung Salak, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Selama bertahun-tahun, sekitar 40 anak di kawasan tersebut harus belajar Al-Qur’an di teras sebuah taman kanak-kanak. Tempat seadanya, penerangan minim, dan tanpa fasilitas memadai. Namun, semangat mereka tak pernah padam. Setiap huruf, setiap ayat, dilafalkan dengan penuh cinta meski di tengah keterbatasan.
“Rumah Quran ini penting agar anak-anak bisa terus mengaji di tempat yang lebih pantas, lebih tenang, dan lebih aman,” tutur Ustaz Rusdan, Ketua Rumah Quran Baitul Karim, Senin (2/9). Ia menegaskan, pembangunan ini bukan sekadar menghadirkan bangunan fisik, tetapi juga menyalakan harapan, agar kelak lahir generasi Qurani dari Timur Indonesia.
BMH pun menyambut gagasan mulia tersebut dengan penuh antusias. Kepala BMH Papua Barat, M. Sanusi, menegaskan bahwa komitmen BMH menjangkau hingga wilayah pelosok dan terdepan, memastikan cahaya Al-Qur’an terus menyala di setiap penjuru negeri.
“Pembangunan Rumah Quran Baitul Karim adalah salah satu dari ratusan program kebaikan BMH yang hadir di berbagai wilayah Indonesia, termasuk kawasan Timur seperti Papua Barat Daya ini. Kami ingin memastikan tidak ada satu pun anak yang ingin belajar Al-Qur’an tetapi terhalang oleh minimnya fasilitas,” tegas Sanusi.
Pembangunan Rumah Quran ini direncanakan rampung pada Desember 2025. Bangunan tersebut diharapkan tidak hanya menjadi pusat kegiatan mengaji, tetapi juga pusat pembinaan, tempat berkumpul, dan simbol kepedulian yang terus berkelanjutan.
Lebih jauh, Rumah Quran Baitul Karim menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara masyarakat lokal dan lembaga filantropi mampu menjembatani keterbatasan yang selama ini menjadi hambatan. Ia menunjukkan bahwa dari niat tulus, lahir karya besar yang dapat mengubah masa depan anak-anak di Sorong dan sekitarnya.
“Ini kesempatan kita bersama untuk mendukung mimpi kecil anak-anak di Kampung Salak agar benar-benar terwujud. Dengan kepedulian bersama, kita bukan hanya membangun dinding dan atap, tetapi juga membangun harapan, semangat, dan masa depan generasi Qurani di Tanah Papua,” tutup Sanusi penuh optimisme. */Herim