BNPB Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Banyuwangi, Kepala BNPB Paparkan Lima Poin Penting
![BNPB Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Banyuwangi, Kepala BNPB Paparkan Lima Poin Penting](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/07/16JuliIF-bnpb.jpeg)
BNPB Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Banyuwangi, Kepala BNPB Paparkan Lima Poin Penting
INFOFILANTROPI.COM, BANYUWANGI – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto S.Sos M.M, menyampaikan lima poin penting dalam acara gelar peralatan penanggulangan bencana di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Minggu (14/7). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan BNPB dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan tema “Optimalisasi Peralatan Penanggulangan Bencana Dalam Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat”.
Poin pertama dari arahan Suharyanto adalah memastikan ketersediaan logistik dan peralatan yang memadai di daerah. “Penyiapan logistik dalam fase awal tanggap darurat sangat penting. Ketika terjadi bencana, suatu kawasan bisa terisolir sehingga bantuan mungkin datang terlambat, sedangkan upaya penyelamatan penting dilakukan dalam 3×24 jam pertama,” jelas Suharyanto.
Poin kedua menekankan pentingnya pemeliharaan rutin peralatan penanggulangan bencana untuk memperpanjang usia pakai dan efektivitasnya dalam kondisi darurat. Poin ketiga adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam tata kelola pergudangan logistik untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Suharyanto juga menyoroti perlunya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak melalui pembentukan klaster logistik. “Penanggulangan bencana membutuhkan kolaborasi pentaheliks untuk memperkuat koordinasi, ketersediaan, dan distribusi logistik,” tambahnya.
Poin terakhir yang disampaikan adalah digitalisasi sistem manajemen logistik dan peralatan. BNPB telah meluncurkan aplikasi INALOGPAL untuk menyelaraskan amanat Peraturan Presiden No.95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). BPBD seluruh Indonesia diwajibkan untuk menginput data ketersediaan logistik dan peralatan ke dalam aplikasi ini.
Dukungan Operasional Siaga Darurat
Memasuki puncak musim kemarau, beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 45 hari. Suharyanto mengingatkan untuk selalu waspada terhadap potensi risiko bencana hidrometeorologi kering. “Mari kita waspada terhadap potensi kekeringan dan kebakaran hutan di area pegunungan serta tempat pembuangan akhir sampah. Jangan sampai kejadian kebakaran lahan gunung dan tempat sampah seperti yang terjadi di tahun 2023 terulang kembali,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, BNPB menyerahkan bantuan operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar 250 juta rupiah kepada Provinsi Jawa Timur dan masing-masing 200 juta rupiah kepada 23 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan logistik dan peralatan kepada Kabupaten Banyuwangi, termasuk 12 unit pompa besar 23 HP, 24 set pompa alkon 6 HP, 2 unit tenda pengungsi, 30 unit velbed, dan 48 unit tandon air.
Acara ini dihadiri oleh Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Deputi Bidang Penangan Darurat Mayjen TNI Purn. Fajar Setiawan, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Lilik Kurniawan, unsur Forkopimda Banyuwangi, serta perwakilan BPBD se-Indonesia dan BPBD di 23 kabupaten/kota di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.