BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia
![BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/07/18JuliIF-BSI-1024x682.jpg)
BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia
INFOFILANTROPI.COM, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kini telah berada di jajaran lima besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia per Juli 2024. Kapitalisasi pasar bank yang memiliki kode saham BRIS ini mencapai Rp116 triliun.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, menyampaikan pencapaian ini dalam acara Market Outlook 2024 bertema “Cruising the Crossroads on the Narrow Strait” yang diselenggarakan oleh Mandiri Manajemen Investasi. Tiko menegaskan bahwa keberhasilan BSI ini sejalan dengan tujuan awal merger BSI untuk menciptakan bank syariah yang inklusif, modern, dan digital.
“BSI milik Bank BUMN kini menjadi salah satu yang terbaik di pasar. Selama beberapa tahun terakhir, BSI telah menjadi bintang. Sejak awal merger, konsepnya sangat jelas bahwa kami ingin membangun bank syariah yang inklusif, modern, dan digital,” ujar Tiko.
Pada 30 April 2024, BSI bahkan sempat mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp121,78 triliun, menjadikannya saham ke-13 paling berharga di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, pada 14 Maret 2024, BSI resmi masuk jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar dengan nilai Rp131,47 triliun, lebih cepat dari target yang ingin dicapai pada 2025.
Tiko memuji kinerja positif BSI selama tiga tahun berdirinya bank syariah terbesar di Indonesia ini. Ia melihat BSI tidak hanya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, tetapi juga sebagai contoh keberhasilan dalam menciptakan konsep baru di mana bank syariah bisa lebih inklusif dan moderat.
“Hingga saat ini, BSI telah memiliki hingga 20 juta nasabah dengan pertumbuhan BSI Mobile yang sangat cepat. Kami sangat senang karena kami tidak hanya melakukan merger, tetapi juga membangun ekosistem dan kompetensi baru,” tambah Tiko.
Keberhasilan BSI juga terlihat dari nilai ekonomis yang dihasilkannya. Pada tahun buku 2023, BSI membagikan dividen tunai sebesar Rp855,56 miliar atau Rp18,54 per saham, meningkat 100% dibandingkan dengan tahun buku 2022 yang senilai Rp9,24 per saham. Dividen ini setara dengan 15% laba tahun buku 2023 yang mencapai Rp5,7 triliun. Sebesar 20% laba 2023 atau Rp1,14 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib, sementara 65% atau Rp3,7 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan.
BSI terus menunjukkan kinerja positif pada tahun 2024. Pada kuartal I-2024, BSI mencatatkan laba sebesar Rp1,71 triliun. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan pesat Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,43% secara tahunan (yoy) mencapai Rp297 triliun, didominasi oleh dana murah dengan tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh 10,52%.
Jumlah pengguna BSI Mobile juga melonjak 29,35% yoy menjadi 6,70 juta orang pada Maret 2024. BSI Mobile mencatatkan jumlah transaksi sebanyak 118,5 juta dengan volume transaksi mencapai Rp145,1 triliun. Sebanyak 93,6% nasabah baru BSI membuka rekening secara online.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa manajemen berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan. BSI memiliki aspirasi untuk menjadi Top 3 Bank Syariah Global dan Top 3 Bank di Indonesia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 10 tahun mendatang.
“Kami telah menyusun rencana kerja 10 tahun, BSI akan menjadi top 3 bank syariah global dari sisi market cap dan top 3 bank di Indonesia,” ujarnya.
Visi tersebut dinilai realistis, mengingat BSI terus mencatatkan rekam jejak positif pasca merger. BSI berhasil mencapai target ROE di atas 18% dan nasabahnya meningkat sekitar 5 juta setelah merger. Pertumbuhan aset BSI mencapai dua digit sementara industri perbankan hanya tumbuh satu digit. Saat ini, BSI telah menjadi bank kelas menengah terbaik di Indonesia dengan status sebagai bank papan tengah terkemuka.