Dukungan Transportasi Ditingkatkan untuk Bantu Korban Gunung Lewotobi

Dukungan Transportasi Ditingkatkan untuk Bantu Korban Gunung Lewotobi

Dok. Kemenhub

INFOFILANTROPI.COM, Jakarta – Untuk membantu penanganan bencana pasca-letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memperkuat dukungan transportasi dengan menambah frekuensi penyeberangan laut. Langkah ini ditempuh sebagai respons terhadap terganggunya operasional penerbangan akibat abu vulkanik yang menyebar di sekitar wilayah terdampak.

Mulai Selasa, 5 November 2024, Kemenhub meningkatkan frekuensi penyeberangan pada rute Kupang-Larantuka dan Kupang-Lewoleba-Larantuka, yang kini beroperasi empat kali seminggu, dari sebelumnya hanya dua kali. Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, langkah ini bertujuan untuk mempercepat bantuan serta memudahkan akses masyarakat di wilayah terdampak.

“Kami ingin memastikan kebutuhan logistik dan mobilitas warga dapat terpenuhi. Dua kapal dengan kapasitas masing-masing 300 penumpang dan 16 truk sedang telah disiapkan untuk melayani peningkatan frekuensi ini,” jelas Budi.

Diskon Khusus bagi Masyarakat Terdampak

Selain peningkatan frekuensi, PT ASDP, sebagai operator penyeberangan, memberikan diskon tarif 50% untuk warga yang terkena dampak bencana serta angkutan barang bantuan. Diskon ini diharapkan membantu meringankan beban masyarakat dan mempercepat proses distribusi bantuan logistik dari Kementerian Sosial ke daerah-daerah yang membutuhkan.

Dukungan Angkutan Laut dan Darat

Di samping penyeberangan, Kemenhub juga mengoperasikan kapal laut untuk mendukung distribusi bantuan dan mobilitas masyarakat di jalur laut. Rute Kupang-Ende-Labuan Bajo yang biasanya beroperasi sekali seminggu tetap berjalan, dan jika diperlukan, Kapal Negara (KN) Granti yang saat ini berada di Pangkalan Tanjung Perak, Surabaya, siap diterjunkan ke lokasi bencana.

Kementerian juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, dan Polri untuk memastikan kelancaran akses darat menuju wilayah terdampak.

Gangguan Penerbangan dan Keselamatan Udara

Letusan Gunung Lewotobi juga memengaruhi operasional sejumlah bandara di sekitar lokasi. Bandara Fransiscus Xaverius Seda di Maumere sementara ini dihentikan operasinya, sementara bandara lain seperti Bandara Komodo di Labuan Bajo dan Bandara Soa di Bajawa masih beroperasi dengan menyesuaikan kondisi abu vulkanik.

Untuk menjamin keselamatan penerbangan, Kemenhub melalui Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali terus berkoordinasi dengan AirNav Indonesia dan pihak terkait untuk memantau sebaran abu vulkanik. Beberapa penerbangan sempat dibatalkan demi mengutamakan keselamatan para penumpang.

Dengan langkah-langkah ini, Kementerian Perhubungan berharap agar bantuan dan penanganan di wilayah terdampak bisa berjalan lebih cepat dan efisien, serta memastikan masyarakat tetap mendapat akses transportasi meski dalam kondisi darurat.