19 November 2025

Khutbah Jumat: Kemuliaan Tidak Akan Hilang Saat Kita Tetap Memuliakan

Khutbah Jumat

Seorang khatib sedang menyampaikan materi khutbah ( ilustrasi foto: freepik)

👁️ 17 views

 

Oleh: Abu Jundy Al Bantany Al Jawi bin Al Jombangi Al Kaderi Al Jawiyyi Asyarqiyyi.

Penulis adalah pengasuh pondok pesantren di Bandung

 

Khutbah Pertama:

الحمد لله

الحمد لله الذي أمرنا بمكارم الأخلاق، ونهانا عن سوءها، وجعل التواضع للمؤمنين رفعة، وجعل الكبر للمتجبرين ذلة.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلّى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

 

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa, Allah akan memberikan kemuliaan yang sejati, bukan kemuliaan semu di mata manusia.

 

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, tema khutbah kita hari ini adalah: “Kemuliaan Tidak Akan Hilang Saat Kita Tetap Memuliakan.”

 

Kemuliaan sejati bukan diukur dari harta, jabatan, atau popularitas, tetapi dari sejauh mana kita memuliakan Allah dan makhluk-Nya. Seseorang tidak akan kehilangan kemuliaannya ketika ia tetap memuliakan orang lain, sebab yang memuliakan tidak akan pernah direndahkan oleh Allah.

 

Allah SWT berfirman:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13)

 

Kemuliaan datang dari ketakwaan, dan takwa itu tampak dalam akhlak salah satunya memuliakan orang lain.

 

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

 

“لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ”

“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua, tidak menyayangi anak kecil, dan tidak menghargai orang berilmu.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)

 

Memuliakan berarti menghargai, menghormati, dan berbuat baik kepada sesama tanpa mengharapkan balasan duniawi. Bahkan kepada orang yang mungkin berbuat buruk kepada kita, Islam mengajarkan agar kita tetap menjaga kemuliaan diri dengan membalas keburukan dengan kebaikan.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala  berfirman:

 

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

“Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seakan-akan menjadi teman yang setia.” (QS. Fussilat [41]: 34)

 

Maka siapa pun yang menjaga adab dan kehormatannya dengan terus memuliakan orang lain  baik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat tidak akan kehilangan kemuliaannya. Karena yang menjaga kemuliaan orang lain, sesungguhnya sedang menjaga kemuliaan dirinya di sisi Allah.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

 

“مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ”

“Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)

 

Artinya, kemuliaan justru tumbuh dari kerendahan hati, dari keinginan untuk terus memuliakan sesama. Orang yang berjiwa besar tidak akan kehilangan kehormatannya hanya karena ia memilih untuk menghormati orang lain.

 

اللهم اجعلنا من عبادك المتواضعين، واجعلنا من الذين يكرمون الناس فيكرمهم الله. آمين.

 

 

Khutbah Kedua:

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita ingat bahwa setiap kemuliaan berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak akan berkurang sedikit pun kehormatan seseorang ketika ia memuliakan orang lain, sebab Allahlah yang menjaga kemuliaan itu.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasslam bersabda:

“وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ”

“Tidaklah seseorang bersikap tawadhu karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya (derajatnya).” (HR. Muslim)

Maka marilah kita jadikan hidup ini ladang untuk memuliakan  memuliakan orang tua, pasangan, anak, guru, tetangga, dan sesama muslim. Karena kemuliaan tidak akan hilang selama kita tetap memuliakan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang paling baik.” (QS. Al-Isra’ [17]: 53)

Perkataan yang baik, sikap yang lembut, dan hati yang penuh penghormatan  itulah tanda orang yang benar-benar mulia.

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات. اللهم اجعلنا من أهل الأخلاق الكريمة، واجعلنا من الذين يكرمون الناس فيكرمهم الله.

عباد الله،

إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون.

فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.