Khutbah Jumat: 7 Tanda Kebahagiaan Sejati di Dunia

Seorang khotib sedang menyampaikan materi khutbah ( foto: istimewa)
👁️ 11 views
Oleh: Abu Jundy Al Bantany Al Jawi*
*penulis adalah pengasuh pesantren di Bandung
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي هدانا لهذا، وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Amma ba’du, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang menghidupkan hati, yang menjauhkan kita dari maksiat, dan mendekatkan kita kepada rahmat Allah yang luas. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Rasul Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, kepada para keluarga, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Kebahagiaan sejati bukan diukur dari banyaknya harta, tingginya jabatan, atau luasnya rumah. Namun, kebahagiaan sejati lahir dari hati yang tenang, jiwa yang bersih, dan kehidupan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah renungan malam renungan tahajud, para ulama menyebutkan bahwa ada tujuh indikator kebahagiaan sejati di dunia, yang disebut dengan Mutiara Takwa.
Pertama: Qolbun Syākirun Hati yang selalu bersyukur. Hati yang senantiasa menerima apa adanya, tidak mengeluh atas ketetapan Allah, dan selalu melihat sisi nikmat dalam setiap ujian. Allah berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Kedua: Qona’ah Jiwa yang ridha dan tenang. Orang yang qona’ah tidak diperbudak dunia. Ia bekerja keras, tapi hatinya tidak rakus. Ia tenang, sebab ia tahu: rezeki sudah diatur oleh Rabb semesta alam.
Ketiga: Al-Aulaadul Abraar Anak-anak yang shaleh dan shalehah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Berbahagialah orang tua yang membimbing anak-anaknya menjadi generasi saleh, karena doa mereka adalah penerang di alam kubur.
Keempat: Al-Bai’atu Shalehah Lingkungan yang baik dan saleh. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Seseorang tergantung agama temannya. Maka perhatikanlah dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud)
Lingkungan yang saleh adalah benteng iman. Di sana kita saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menegur dalam kesabaran.
Kelima: Al-Maalul Halaal Harta yang halal. Harta yang halal membawa ketenangan, sedangkan harta yang haram membawa kegelapan hati. Bukan banyaknya harta yang menjadi ukuran, tetapi keberkahannya. Karena dari harta yang halal, lahir doa yang mustajab, dan rezeki yang penuh rahmat.
Keenam: Tafaqquh fid-Dīn Semangat memahami agama. Ilmu agama adalah cahaya bagi hati. Semakin kita mengenal Allah dan Rasul-Nya, semakin kuat cinta kita kepada keduanya. Tanpa ilmu, ibadah menjadi kering. Dengan ilmu, iman menjadi hidup.
Ketujuh: Umur yang Berkah. Bukan panjangnya umur yang utama, tapi seberapa besar manfaatnya. Orang yang beruntung adalah mereka yang setiap detik hidupnya diisi dengan amal saleh, dan semakin tua semakin dekat kepada Allah.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Inilah tujuh mutiara kebahagiaan yang sejati. Bukan gemerlap dunia, tapi ketenangan hati dalam ketakwaan. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur, ridha, berilmu, beramal, dan berumur penuh berkah.
أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
Amma ba’du, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita perbaharui takwa kita kepada Allah. Mari kita jadikan tujuh mutiara ini sebagai pedoman hidup: bersyukur atas nikmat, ridha dengan takdir, menjaga kehalalan rezeki, mendidik anak-anak dalam iman, membangun lingkungan yang baik, menuntut ilmu agama, dan memohon agar umur kita penuh berkah.
Semoga di akhir hayat kita, Allah menutup kehidupan ini dengan husnul khatimah, dan mempertemukan kita dalam surga yang penuh kebahagiaan.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات. اللهم اجعلنا من عبادك الشاكرين، وارزقنا القلوب القانعة، والأرزاق الحلال، وأولاداً صالحين، وعلماً نافعاً، وعمراً مباركاً. اللهم توفنا وأنت راضٍ عنا يا أرحم الراحمين.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون.
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون
