Menag Tegaskan Enam Prioritas untuk Peningkatan Pelayanan Pada Evaluasi haji 2024

Menag Tegaskan Enam Prioritas untuk Peningkatan Pelayanan Pada Evaluasi haji 2024

Dok. kemenag.go.id

INFOFILANTROPI.COM, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengawali Rakernas Evaluasi Haji 1445 H/2024 M dengan mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji, mulai dari Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah hingga para mitra kerja Kemenag. “Alhamdulillah, semua tanggung jawab yang diberikan telah dijalankan dengan baik, berkat sinergi antara pusat dan daerah,” ujar Yaqut pada pembukaan Rakernas di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Menag Yaqut juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma’ruf Amin yang telah memberikan arahan dan dukungan, serta kepada seluruh mitra kerja Kemenag, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI. “Sukses penyelenggaraan haji tahun ini tidak lepas dari peran serta dan pengawasan semua pihak. Kritik dan saran yang diberikan telah menjadi vitamin bagi kita untuk terus memperbaiki diri,” tambahnya.

Rakernas yang turut dihadiri oleh Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi dan Ketua Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadhlul Imansyah ini juga diisi dengan diskusi evaluatif terhadap berbagai aspek penyelenggaraan haji. Yaqut menegaskan bahwa evaluasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan peningkatan kualitas pelayanan haji di masa mendatang.

Enam Fokus Utama untuk Haji 2025

Dalam Rakernas ini, Menag Yaqut menyoroti enam fokus utama yang perlu menjadi perhatian untuk peningkatan kualitas haji tahun 2025. Pertama, keberhasilan pelaksanaan Armuzna dengan skema Murur harus dipertahankan dan ditingkatkan. “Kita perlu memastikan bahwa data jemaah yang mengikuti skema Murur sudah siap sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci,” jelasnya.

Kedua, Menag Yaqut menyoroti pentingnya mengatasi isu kepadatan di Mina dengan cara baru. “Kepadatan di Mina bukanlah masalah baru, namun kita perlu mencari pendekatan baru untuk menanganinya, termasuk dengan meningkatkan pemahaman jemaah melalui manasik yang lebih baik,” ujarnya.

Yaqut juga menekankan perlunya sosialisasi lebih lanjut mengenai kondisi di Mina, mengingat peningkatan fasilitas baru akan selesai dalam dua tahun ke depan. “Kita harus memastikan bahwa jemaah memahami kondisi sesungguhnya di Mina, terutama karena pada tahun 2025 kondisi di sana kemungkinan masih sama dengan tahun ini,” tambahnya.

Fokus ketiga adalah peningkatan ekosistem ekonomi haji, di mana Yaqut melihat potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. “Tahun ini kita berhasil mengekspor 70 ton bumbu nusantara ke Saudi, namun potensi sebenarnya bisa mencapai 300 ton. Begitu juga dengan makanan siap saji yang jumlahnya masih bisa ditingkatkan,” ungkapnya.

Keempat, Yaqut meminta perhatian khusus pada skema pembiayaan haji, terutama setelah MUI mengeluarkan fatwa terkait biaya haji. “Skema pembiayaan ini perlu dibahas bersama dengan BPKH untuk memastikan penerapan yang tepat,” katanya.

Kelima, evaluasi terhadap kebijakan istitha’ah kesehatan juga menjadi perhatian Yaqut. “Tahun ini jumlah jemaah haji yang wafat turun signifikan, namun evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk terus memperbaiki pelayanan kesehatan haji,” ujarnya.

Terakhir, Yaqut menekankan pentingnya persiapan yang lebih matang untuk penyelenggaraan haji tahun 2025. “Dengan kuota haji yang sudah ditetapkan sebesar 221.000, kita harus belajar dari pengalaman tahun ini dan memastikan bahwa semua persiapan berjalan lebih baik,” tandasnya.

Dengan enam fokus utama tersebut, Rakernas diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji di tahun-tahun mendatang.