Mendikdasmen Tegaskan Komitmen Wujudkan Pendidikan Bermutu di Yogyakarta

Mendikdasmen Tegaskan Komitmen Wujudkan Pendidikan Bermutu di Yogyakarta

Dok. Kemdikbud

INFOFILANTROPI.COM, Yogyakarta – Dalam kunjungan kerjanya ke SMA Negeri 2 Wates, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyerukan semangat kolektif untuk menciptakan pendidikan berkualitas yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Melalui forum Sambung Rasa Guru, beliau berdialog langsung dengan para pendidik dan menyampaikan visi strategisnya.

“Saya merasa terhormat bisa berdiskusi dengan para pendidik, ujung tombak dari kemajuan bangsa. Mari kita bersama-sama mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua, tanpa terkecuali,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Rabu (13/11).

Dalam paparannya, Mendikdasmen menekankan pentingnya peningkatan kualifikasi guru serta perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Ia menargetkan semua guru memiliki pendidikan minimal D4 atau S-1 untuk mendukung transformasi pendidikan.

“Guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga mentor, konselor, dan pembentuk karakter anak bangsa. Kualifikasi yang baik akan mendukung peran tersebut secara optimal,” tegas Abdul Mu’ti.

Ia juga menyoroti pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di sekolah. Menurutnya, proses pembelajaran yang menggembirakan akan mendorong keterlibatan siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan.

“Ketika pembelajaran dirancang untuk menyenangkan, seluruh warga pendidikan, baik guru maupun siswa, akan lebih menikmati prosesnya. Hasilnya adalah pendidikan yang bermutu dan relevan bagi semua,” tambahnya.

Para peserta acara turut memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan berbagai aspirasi. Henri Saputro, guru SMP Negeri 2 Kalibawang, menyoroti pentingnya kesejahteraan guru dalam menunjang pendidikan berkualitas.

“Guru membutuhkan jaminan kesejahteraan yang layak. Selain itu, kami berharap ada regulasi perlindungan hukum agar guru bisa bekerja tanpa rasa takut,” kata Henri.

Sementara itu, Titi Nurhayati, Kepala SLB Negeri 1 Kulon Progo, menggarisbawahi perlunya perhatian lebih terhadap Sekolah Luar Biasa (SLB).

“SLB harus mendapatkan alokasi dana yang lebih besar untuk memastikan sarana prasarana memadai dan tenaga pendidik terlatih. Ini bagian dari komitmen menciptakan pendidikan yang merangkul semua,” ujarnya.

Guru PAUD, Wulan, dari Kelompok Bermain Kulon Progo, menekankan perlunya pengakuan terhadap Kelompok Bermain sebagai lembaga pendidikan formal.

“Dengan pengakuan ini, Kelompok Bermain bisa mendapatkan dukungan anggaran dan hak yang sama dengan lembaga pendidikan formal lainnya, demi masa depan anak-anak usia dini,” tutur Wulan.

Acara yang dihadiri oleh 150 guru ini juga melibatkan sejumlah pejabat penting, termasuk Wamendikdasmen Atip Latipulhayat, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nunuk Suryani, dan Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo Arif Prastowo.

Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah ini mencerminkan komitmen kuat untuk mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia. Dengan sinergi ini, diharapkan visi pendidikan berkualitas untuk semua dapat segera terwujud, menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing global.