Menjemput Husnul Khatimah, Ikhtiar Neni Lewat Program DT Memorial Park (DTMP)

INFOFILANTROPI.COM, BANDUNG — Bagi Neni, hidup bukan hanya tentang menjalani hari-hari di dunia, tetapi juga tentang bagaimana mempersiapkan diri menuju kehidupan berikutnya. Bersama sang suami, ia telah lama mencari tempat peristirahatan terakhir yang tak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga memberikan ketenangan batin dan nilai spiritual. Pencarian itu akhirnya membawanya pada sebuah keputusan besar: bergabung dalam program Daarut Tauhiid Memorial Park (DTMP).
DTMP adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Wakaf Daarut Tauhiid sebagai bentuk pelayanan pemakaman muslim yang tidak hanya menyediakan lahan pemakaman, tetapi juga dukungan spiritual dalam rangka mempersiapkan umat Islam menuju husnul khatimah. Akhir kehidupan yang baik dalam pandangan Islam.
“Sebetulnya saya sudah mulai mencari sejak setahun lalu,” ujar Neni saat ditemui di kediamannya di Kabupaten Bandung. “Saya dan suami ingin tempat peristirahatan yang nyaman, lingkungan yang baik, terjangkau, dan tidak membebani anak-anak kami.”
Menurut Neni, keputusan ini bukan sekadar membeli lahan makam, tetapi bergabung dalam sebuah program wakaf produktif yang manfaatnya berkelanjutan. DTMP berdiri di atas lahan seluas lima hektare dengan kapasitas 5.000 lubang makam. Dari jumlah tersebut, 700 lubang telah disiapkan dan 10 di antaranya sudah terisi. Biaya program saat ini mencapai sekitar Rp30 juta, yang terdiri dari Rp7 juta sebagai wakaf dan sisanya untuk pembebasan lahan serta pengembangan program.
“Yang dijual bukan lahannya, tapi program husnul khatimah-nya,” jelas Neni, mengutip penjelasan yang ia terima saat mempelajari katalog DTMP. “Dan kami ikut wakaf di dalamnya. Ini jadi bentuk kontribusi kami untuk umat,” tambahnya.
DTMP sendiri dirancang bukan hanya sebagai pemakaman, tetapi juga sebagai kawasan wakaf produktif. Ke depannya, di area sekitar makam akan dibangun masjid dan pesantren. Dana wakaf yang terkumpul—diperkirakan mencapai Rp25 miliar—akan dikelola untuk membiayai operasional pemakaman serta pembangunan fasilitas keagamaan di sekitarnya.
Bagi Neni, kenyamanan dan keberkahan adalah dua hal yang berjalan beriringan. Ia mengaku semakin mantap setelah mengetahui bahwa area DTMP akan dimakmurkan oleh para santri penghafal Al-Quran. “Luar biasa menurut saya. Kami pun ingin dikelilingi doa-doa yang tak putus,” ungkapnya.
Selain aspek spiritual, aksesibilitas juga menjadi pertimbangan penting. Lokasi DTMP yang hanya berjarak sekitar 13 menit dari Tol Baros dan masih berada di wilayah Bandung menjadi nilai tambah tersendiri bagi Neni dan keluarganya.
DTMP pun menyediakan skema pembayaran yang fleksibel. Mulai dari pembayaran tunai (cash keras) hingga sistem cicilan selama satu tahun. Memudahkan siapa pun yang ingin bergabung dalam program ini.
“Ini bukan hanya soal kematian,” kata Neni menutup perbincangan, “Tapi tentang bagaimana kita menyongsongnya dengan kesiapan, ketenangan, dan ikhtiar terbaik. Mudah-mudahan ini menjadi jalan menuju husnul khatimah.” (Cahya)