Panen Raya Pesantren: Sinergi BMH, TNI, dan Pondok Roja Wujudkan Ketahanan Pangan

INFOFILANTROPI.COM, SUKOHARJO — Semangat ketahanan pangan kembali ditunjukkan melalui kolaborasi antara Pondok Roja, Laznas BMH, dan TNI. Bersama para santriwati, mereka menggelar Panen Raya Padi di Brumbung RT 03 RW 02, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (23/9/2025).
Kegiatan ini diikuti warga sekitar dan memberi manfaat langsung bagi sekitar 300 penerima, khususnya untuk mendukung kebutuhan pangan santriwati Pondok Roja.
Koordinator Unit Layanan Zakat BMH Sukoharjo, Zatno, menegaskan bahwa panen kali ini bukan sekadar hasil kerja keras para santriwati, tetapi juga bentuk nyata kolaborasi strategis antara lembaga zakat, pesantren, dan TNI.
“Lebih dari sekadar program, ini adalah cikal bakal ekosistem mandiri. Pesantren tumbuh sebagai pusat pangan, memberdayakan masyarakat, sekaligus menginspirasi kemandirian. Inilah semangat bangsa,” ujarnya.
Danramil Kota Sukoharjo, Kapten Inf Sutrisno, turut hadir dan mengapresiasi langkah tersebut. Menurutnya, ketahanan pangan pesantren sejalan dengan arah pembangunan nasional.
“Program ini mendukung agenda unggulan Presiden Prabowo lima tahun ke depan. Kami berharap kolaborasi semacam ini semakin erat dan berkesinambungan,” tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Roja, Ust. Hamim, menambahkan bahwa panen bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan santri, tetapi juga sarana pendidikan bagi generasi muda agar akrab dengan dunia pertanian.
“Panen ini menumbuhkan benih masa depan. Kami ingin mencetak petani Gen-Z yang mandiri, berbekal ilmu dan kepedulian terhadap ketahanan pangan umat,” jelasnya.
Kebahagiaan juga dirasakan para santriwati. Nindy Aulia, siswi kelas 8B, mengaku bangga bisa terlibat sejak proses menanam hingga panen.
“Hasil padi ini bukan hanya untuk makan sehari-hari, tapi juga pelajaran berharga tentang kemandirian. Terima kasih kepada BMH dan TNI yang sudah mendukung,” katanya penuh semangat.
Panen raya kali ini menjadi simbol sinergi antara pendidikan pesantren, lembaga zakat, dan aparat negara dalam memperkuat kemandirian pangan.
“Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat lahirnya optimisme dan kemandirian pangan umat,” pungkas Ust. Hamim. */Herim