Perkuat Akidah, Sambut Ramadhan dengan Kesadaran Penuh

Perkuat Akidah, Sambut Ramadhan dengan Kesadaran Penuh

Dokemen.halalmui.org

INFOFILANTROPI.COM, Sebagai seorang Muslim, setiap langkah hidup seharusnya selalu berlandaskan tuntunan Islam. Termasuk dalam menyikapi fenomena akhir tahun yang bukan bagian dari budaya Islam, sekaligus bersiap menyambut bulan suci Ramadhan dengan hati yang bersih dan penuh makna. Lantas, bagaimana cara terbaik dalam menyikapi dua momen ini?

Akhir Tahun: Ujian Akidah bagi Umat Muslim

Setiap penghujung tahun Masehi, banyak Muslim menghadapi ujian akidah yang tidak disadari. Hal ini karena adanya dua perayaan besar yang bukan bagian dari ajaran Islam, yakni Natal dan Tahun Baru, namun tetap diikuti oleh sebagian Muslim dengan berbagai alasan. Isu pluralisme, kebinekaan, dan toleransi keagamaan sering digaungkan di periode ini, sehingga tak jarang umat Islam ikut larut dalam perayaannya.

Secara historis, perayaan pergantian tahun Masehi memiliki akar budaya yang tidak lepas dari keyakinan bangsa Romawi kuno. Mereka meyakini adanya dewa Janus, sosok bermuka dua yang melambangkan masa lalu dan masa depan. Kaisar Julius Caesar pun menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru untuk menghormati dewa tersebut, yang kemudian melahirkan tradisi perayaan yang masih berlangsung hingga kini.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dalam sebuah hadits:

. “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari no. 7319).

Hadits ini menegaskan bahwa meniru tradisi suatu kaum bisa berujung pada penyimpangan akidah. Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya bersikap bijak dengan tidak ikut merayakan hal yang tidak diajarkan dalam Islam. Jika seluruh bangsa Indonesia memperlakukan pergantian tahun Masehi sebagai hal biasa, tentu dapat menghemat triliunan rupiah yang selama ini dihabiskan untuk pesta kembang api, petasan, dan perayaan yang penuh hura-hura.

Namun, jika pergantian tahun dijadikan momen untuk evaluasi diri dan muhasabah, tentu hal ini memiliki nilai positif. Meski demikian, sebagai Muslim, introspeksi diri tidak harus menunggu akhir tahun. Muhasabah sejati adalah kebiasaan harian yang dilakukan setiap saat agar selalu berada dalam ketaatan kepada Allah Swt.

Menjelang Ramadhan: Waktu untuk Memperkuat Iman dan Amal

Daripada ikut terjebak dalam perayaan yang tidak bermanfaat, alangkah baiknya seorang Muslim mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Ramadhan adalah momen istimewa penuh keberkahan dan ampunan yang Allah Swt. berikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan keimanan.

Persiapan Ramadhan tidak hanya dimulai saat bulan itu tiba, tetapi jauh sebelumnya. Bulan Rajab dan Sya’ban adalah fase pemanasan sebelum memasuki bulan suci ini. Kedua bulan tersebut menyimpan banyak keutamaan yang bisa dijadikan bekal agar ibadah Ramadhan semakin maksimal.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai persiapan menyambut Ramadhan:

  1. Mengokohkan Iman dan Niat
    Memperbaharui niat dengan kesadaran penuh bahwa Ramadhan adalah momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan meningkatkan kualitas ibadah.
  2. Menghayati Keutamaan Ramadhan
    Merenungkan keistimewaan bulan Ramadhan dan pahala besar yang dijanjikan dapat menjadi dorongan kuat untuk lebih giat dalam beribadah.
  3. Memohon Kemudahan dari Allah Swt.
    Berdoa agar diberikan kesempatan, kesehatan, dan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dan amal saleh lainnya dengan optimal.
  4. Memperbanyak Tilawah dan Amalan Sunnah
    Meningkatkan bacaan Al-Qur’an, berpuasa sunnah, serta memperbanyak dzikir dan doa sebagai latihan sebelum Ramadhan tiba.
  5. Mengikuti Kajian dan Meningkatkan Ilmu Agama
    Memperdalam pemahaman tentang ibadah di bulan Ramadhan melalui kajian baik secara langsung maupun daring.
  6. Menjaga Hubungan Sosial
    Memperbaiki hubungan dengan keluarga, tetangga, dan sahabat, serta memperbanyak silaturahmi sebagai bagian dari persiapan hati yang bersih.

Menyambut Ramadhan dengan kesiapan maksimal akan menjadikan ibadah lebih bermakna. Allah Swt. telah menyeru orang-orang beriman untuk menjalankan ibadah puasa, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 183:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Lalu, siapakah sebenarnya yang disebut sebagai orang beriman? Allah Swt. menjelaskan dalam Surat Al-Hujurat ayat 15:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah mereka yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”

Tiga Target Utama dalam Ramadhan

Agar Ramadhan benar-benar membawa perubahan, ada tiga target utama yang perlu dicapai:

  1. Menjadi Insan Bertakwa
    Tujuan utama ibadah Ramadhan adalah membentuk pribadi yang lebih bertakwa dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah Swt.
  2. Menjadi Hamba yang Bersyukur
    Dengan berpuasa, seseorang belajar memahami nikmat Allah Swt. dan lebih bersyukur atas rezeki yang diberikan.
  3. Menjadi Insan yang Selalu di Jalan Kebenaran
    Ramadhan harus menjadi momentum perubahan ke arah yang lebih baik, dengan tekad untuk selalu istiqamah dalam kebaikan.

Maka, sudah sepatutnya setiap Muslim menyambut Ramadhan dengan penuh kesiapan. Jangan sia-siakan bulan penuh keberkahan ini dengan bermalas-malasan, karena hanya di bulan ini amalan kecil pun dilipatgandakan pahalanya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan kesempatan untuk menjalankan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mendapatkan ampunan serta rahmat-Nya. Aamiin.