Produktif, Ponpes An-Najah Tanah Laut Maksimalkan Lahan Wakaf untuk Budidaya Pisang Cavendish
![Produktif, Ponpes An-Najah Tanah Laut Maksimalkan Lahan Wakaf untuk Budidaya Pisang Cavendish](https://infofilantropi.com/wp-content/uploads/2024/08/27AgustusIFBU-wakaflautkemenag-1024x576.jpg)
Dok. Kemenag
INFOFILANTROPI.COM, Tanah Laut (Kemenag) – Program Inkubasi Wakaf Produktif kini memberikan dampak nyata bagi masyarakat, salah satunya Pondok Pesantren (Ponpes) Modern An-Najah Cindai Alus Putra di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Di bawah bimbingan Kiai Zuhairy Ahmad, pesantren ini memanfaatkan lahan wakaf untuk membudidayakan pisang Cavendish. Usaha ini telah berjalan dengan baik, namun Ponpes An-Najah masih membutuhkan bantuan tambahan guna meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar.
“Kami sedang berupaya memperoleh mesin pematangan (ripening) agar proses pematangan pisang lebih optimal dan kualitas produk lebih terjamin,” ungkap Kiai Zuhairy saat menyambut kunjungan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Abdul Ghafur, di Ponpes An-Najah pada Sabtu (24/8/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau pelaksanaan program Inkubasi Wakaf Produktif (IWP) yang mendukung pengembangan ekonomi pesantren melalui pengelolaan aset wakaf secara optimal.
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kalimantan Selatan, Fadli Mansyur, turut menyampaikan bahwa saat ini terdapat 101 lahan wakaf produktif di wilayah tersebut yang sedang didata melalui website siwak.kemenag.go.id. Kehadiran Kemenag diharapkan dapat memotivasi para pengurus wakaf di daerah agar lebih aktif dalam menjalin komunikasi dan kolaborasi terkait pengembangan produktif.
Selain itu, kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk membahas langkah-langkah strategis pengembangan budidaya pisang Cavendish di Ponpes An-Najah. Fokus pembahasan mencakup pembuatan materi promosi video, pelatihan pemasaran, serta peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Koordinasi dengan Penyelenggara Haji dan Umrah di Kalimantan Selatan untuk memasok pisang Cavendish sebagai konsumsi jemaah juga sedang dalam perencanaan,” tambahnya.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono, menegaskan pentingnya optimalisasi aset di Kalimantan Selatan. “Kami perlu segera membuat profil aset wakaf yang sudah produktif maupun yang belum, agar kita bisa menyusun strategi yang tepat dalam memaksimalkan potensi aset tersebut,” ujarnya.
Waryono juga menekankan perlunya kolaborasi yang lebih erat antara Ponpes An-Najah dengan berbagai pihak, seperti perbankan, investor, serta program berbasis proyek, guna mendukung pengembangan budidaya pisang Cavendish di pesantren. Salah satu kebutuhan mendesak adalah mesin ripening senilai Rp150 juta, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi serta memperluas pangsa pasar. “Nazir harus proaktif dalam berkoordinasi guna memenuhi kebutuhan mesin ripening ini,” tegas Waryono.
Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan usaha budidaya pisang Cavendish di Ponpes An-Najah dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi pesantren dan masyarakat sekitar.